Hariannetwork.com – Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Universitas Pancasakti Tegal mengadakan kegiatan Diklat Wawasan Kebhinekaan secara hybrid, baik secara daring maupun luring.
Seluruh mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang II mengikuti kegiatan diklat tersebut di Aula Hotel Karlita, Rabu (5/07/2023).
Kegiatan ini merupakan rangkaian akademik bagi mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang II Universitas Pancasakti Tahun 2022/2023.
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar mahasiswa dapat menerima perbedaan, tanpa menghakimi, dan tidak merasa dirinya atau kelompoknya lebih baik dari kelompok lain.
Diklat ini disiapkan, agar mahasiswa dapat menumbuhkan jiwa toleransi dalam membangun bangsa ini. Tanpa toleransi maka persatuan Indonesia tidak akan terbentuk, jadi diharapkan mahasiswa PPG dapat membina siswa saat mengajar.
Direktur PPG Prajabatan Dr. Beni Habibi, M.Pd. menyampaikan, kegiatan Diklat Wawasan Kebhinekaan dilaksanakan serentak secara nasional.
“Kegiatan ini merupakan program yang dicanangkan oleh mas Menteri secara serentak sehingga harapannya kita dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Beni menyampaikan, mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Pancasakti Tegal dapat menyerap dan dapat mengaplikasikan wawasan kebhinekaan di sekolah.
“Diharapkan setiap mahasiswa nanti dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari para pembicara sehingga nantinya dapat diterapkan di sekolah,” pungkasnya.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat 5 topik yang disampaikan oleh pemateri.
Materi pertama dan kedua, Kebhinekaan Global dan Kebhinekaan Indonesia disampaikan Dr. Tity Kustina, M.Pd.
Menurutnya, toleransi itu penting dilakukan agar terciptanya perdamaian.
“Manusia yang intoleran itu manusia yang murah toleransi sehingga mudah terpecah belah,” ujar Tity.
Baca Juga: Muswil AMII Jateng Pilih Bintang Adi Pimpin DPW AMII Jawa Tengah
Selanjutnya, materi ketiga Berdamai dengan Diri disampaikan Prof. Dr. Purwo Susongko, M.Pd.
Menurut Purwo, mahasiswa harus menerima dan mencintai dirinya sendiri.
“Latihan mencintai diri sendiri, karena jika tidak bisa menerima diri sendiri maka tidak akan pernah selesai dengan dirinya dan akan selalu merasa kurang,” kata Purwo.
Terakhir, materi keempat dan kelima Keberagaman di Sekolah dan Menuju Sekolah Damai disampaikan Sri Adi Nurhayati, S.Psi., MM.
Menurut Adi, sekolah yang bhineka dan sekolah yang damai perlu diciptakan oleh mahasiswa PPG Prajabatan.
“Dalam menciptakan sekolah yang damai berarti membuka seluas-luasnya perbedaan dan menerima seluas-luasnya perbedaan,” pungkasnya.
Dapatkan berita dan informasi lengkap lainnya dengan cara klik http://hariannetwork.com
Penulis: Fika














